Minggu, 14 Maret 2010

"Stroke"

Kuncinya memenangkan 'perang' dalam periode emas.

Mendengar kata stroke, sebagian orang langsung terbayang kepeloan bicara atau paling tidak kekakuan gerak. Padahal, sejatinya itu bukanlah stroke. Itu hanya gejala sisa dari serangan stroke.

Lalu apa sebetulnya stroke? Dr Muhammad Kurniawan SpS menjelaskan stroke merupakan gangguan pada pembuluh darah otak yang menyebabkan munculnya gejala neurologis, baik yang bersifat global yakni yang berupa penurunan kesadaran ataupun gejala fokal seperti kelumpuhan.

Stroke timbul mendadak. Serangannya dapat memberat bahkan menimbulakan kematian. "Stroke dapat berlangsung salama lebih 24 jam", ungkap Kurniawan.

Stroke sampai sekarang masih menjadi penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia. Ia juga bertengger di urutan teratas penyebab kecacatan permanen. "Data WHO memperlihatkan tiap 3 detik terjadi 1 kasus stroke baru an tiap menit 6 orang meninggal akibat stroke", katadokter spesialis ini.

Dipilah berdasr jenisnya, stroke terbagi ua yakni iskemik dan hemoragik atau pecah pembuluh otak. "Yang paling sering terjadi, stroke iskemik yang diakibatkan oleh penyumbatan pembuluh darah otak", urai Kurniawan dalam acara Klinik KBR 68H, selasa 2/3 di jakarta.

Siapa saja yang rawan terkena stroke? Mereka yang memiliki keturunan penderita stroke-orang tu a atau saudara kandung, misalnya-harus lebih berhati-hati. Begitu juga orang-orang yang hipertensi (darah tinggi), diabetes (kencing manis), kolesterol tinggi, perokok, dan peminum alkohol, papar Kurniawan seraya menghimbau masyarakat untuk mengendalikan faktor resiko ini.

Periode Emas

Stroke merupakan gejala gangguan saraf. Saat gempurannya datang, orang yang terkena punya waktu kurang 4,5 jam untuk 'memenangkan' perang dengan stroke. "Ininlah periode emasnya", imbuh Kurniawan.

Disebut periode emas lantaran dapat memperbesar peluang untuk menghindari kecacatan ddan kematian ada pada 4,5 jam pertama pasca stroke. Hanya saja kebanyakkan orang justru dibawa ke rumah sakit setelah beberapa hari kemudian. "Obat stroke harus diberikan saat golden period ini", tutur Kurniawan.

Obat stroke tersebut bekerja sebagai penghancur sumbatan (trombolisis). Pemberian trombolisis juga harus disusul dengan pemberian obat penceggah berulangnya stroke. "Obat yang dikenal dengan nama antitrombolik ini mesti dikonsumsi seumur hidup", jelas Kurniawan.

Stroke atau Bukan?

Stroke dapat terjadi diberbagai belahan otak, sistim saraf pusat. Alhasil, efek serangannya sangat tergantung pada pembuluh darah sebelah mana yang tersumbat atau pecah. "stroke dapat memorandakkan pusat kesadaran, motorik, sensorik, keseimbangan, dan kognitif", kata Kurniawan.

Begitu banyaknya fungsi otak membuat gejala stroke amat bervariasi. Stroke bisa menimbulkan gejala kelumpuhan sebelah badan, gangguan penglihatan, keseimbangan, dan memori. "Gejala baal (kesemutan) sebelah badan dan gangguan dalam bahasa seperti tidak mengerti pembicaraan atau mengerti namun tidak dapat bicara".

Bisa juga terjadi kelumpuhan otot wajah. Pemunculan stroke pada bagian ini ditandai dengan mulut mencong dan bicara pelo akibat lumpuh otot lidah, "Peneritanya adapula yang tidak dapat menelan karena kelumpuhan otot menelan", urai Kurniawan.

Gejala-gejala tersebut belum tentu membuat seseorang positif dinyatakan stroke. Terlebih, jika sebelumnya ada gangguan kesehatan terkait bagian tubuh tadi. "Yang khas pada stroke adalah gejala-gejala ini muncul mendadak tanpa ada kelainan apapun pada pasien", ujar alumnus fakultas kedokteran Universitas Indonesia ini.

Cara apa yang biasa dipakai untuk deteksi dini? Kurniawan menyebutkan tes FAST (Face-Arm-Speech Test) dengan tes ini perhatikan apakah wajah menjadi tidak simetris (mencong), apakah ada kelemahan atau kelumpuhan lengan dan tungkai serta gangguan dalam bahasa atau berbicara yang muncul tiba-tiba. "Jika ada, maka waspadai terjadi serangan stroke".

Oleh: Reny Dwinanda (Republika 14/03/2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar